Bagaimana wajah Indonesia jika Khilafah ditegakkan?
Segala puji hanya untuk Allah ﷻ, dan shalawat serta salam kita selalu panjatkan untuk Nabi kita
Muhammad ﷺ.
Khalifah ataupun Khilafah. Apa
makna dari 2 istilah tersebut? Mengapa ramai diperbincangkan? Mari bahas
sedikit tentang sejarahnya.
Khalifah bermakna pemimpin
umat islam sepeninggal Rasulullah ﷺ.
Khilafah bermakna kepemimpinan
umat islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah.
Di dalam sejarah keislaman, hanya
ada 4 Khalifah yang sangat dikenal. Yaitu Khulafa’ur-Rasyidin. Merekalah
para sahabat nabi. ‘Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali radhiyallahu’anhum.
Dalam bahasa inggris disibut juga sebagai “The well-guided Khaleefa”.
Disebut demikian karena mereka hidup di zaman yang sama dengan Rasulullah ﷺ.
Adakah kekhalifahan sepeninggal
mereka? Tentu ada. Diantaranya Kekhalifahan Umayyah, Andalusia, Abbasiyah, dan
lain-lain. Karena kekhalifahan tersebut bukan dipimpin oleh seorang “well-guided
Khaleefa”, maka tidak berarti semua pemimpinnya adalah orang yang lurus
agamanya dan baik dalam memimpin negaranya.
Diantara berita-berita tentang
Khilafah, kebanyakan memuat berita dengan nada negatif dan akhirnya menjadikan
Khilafah sebagai momok yang menakutkan di telinga masyarakat Indonesia. Namun,
bagaimanakah jadinya jika Indonesia menjadi kekhalifahan dan syari’at
ditegakkan?
Jika ingin mengetahui bagaimana
wajah Indonesia apabila Indonesia menjadi negara yang menegakkan syari'at islam, mari kita lihat negara
Arab Saudi.
Arab Saudi sebagai penjaga dua
kota suci umat islam, yaitu Makkah dan Madinah, telah memproklamirkan negaranya
sebagai negara Islam. Diantaranya banyak peraturan-peraturan yang banyak tidak
diketahui oleh orang luar dan jika mengetahuinya pun, orang-orang akan kaget
dan bingung.
- Semua aktivitas berhenti ketika Adzan berkumandang.
Toko menutup, jual-beli tertunda,
kendaraan terparkir. Mereka bergegas melakukan sholat berjama’ah di masjid
terdekat. Bahkan akan ada sanksi untuk orang yang tidak menutup tokonya ketika
waktu sholat tiba.
- Larangan berinteraksi antara laki-laki dan perempuan
Bukan pemandangan aneh apabila
semua restoran dibagi menjadi dua bagian. Bagian pria dan bagian wanita. Sehingga
tidak akan ada pemandangan laki-laki yang makan semeja bersama perempuan.
Tetapi ada beberapa restoran keluarga yang hanya membolehkan laki-laki dan
perempuan makan bersama apabila menunjukkan bukti pernikahan atau keluarga. Bercampur-baur
antara laki-laki dan perempuan merupakan pelanggaran yang dapat menyebabkan
anda dihukum.
- Tidak menjual minuman/obat yang menghilangkan kesadaran
Alkohol, beer, vodka, dan
narkoba, semua obat dan minuman yang memabukkan tidak bisa anda temui disana. Jumlah
kecelakaan di Indonesia akan berkurang jika ini diterapkan!
Sering lihat perempuan pakai baju
hitam-hitam dan hanya kelihatan matanya? Disana adalah pemandangan biasa.
Bahkan semua wanita yang mau keluar rumah harus berpakaian seperti itu. Mereka
juga diwajibkan berpergian bersama mahram (laki-laki dari keluarganya). Jika
ini diterapkan di Indonesia, tentu akan mengurangi tingkat pelecehan seksual
dan perkosaan.
- Mengambil foto adalah suatu hal yang dilarang
Bangunan pemerintah, instalasi
militer, istana negara. Bahkan mengambil foto masyarakat setempat merupakan
suatu pelanggaran. Hikmahnya? Mungkin untuk menjaga privasi dari warga-warga
tersebut.
- Tayangan atau ilustrasi porno
Memiliki handphone, tablet, atau laptop
yang memuat file-file berkonten porno dapat menimbulkan masalah ketika
berkunjung ke Arab Saudi. Buka sekedar ancaman, petugas custom di sana
tidak akan segan-segan mengecek seluruh piranti elektronik anda.
- Bioskop
Di Arab Saudi, hanya ada satu
teater publik. Itupun hanya menayangkan film-film dokumenter, bukan karya Holywood
ataupun film lainnya yang bergenre fiksi ataupun hal yang tidak nyata. Film
yang memuat wanita juga tidak ditayangkan.
- Musik
Di Indonesia, semua pusat
perbelanjaan memutar musik di tokonya untuk menarik atau memberi kenyamanan
kepada para pembelinya. Berbeda dengan di Saudi, mall di sana memutar murottal/bacaan
al-qur’an sebagai pengganti musik. Mungkin terdengar aneh, tapi disana itu hal
lumrah.
Buruk kah apabila semua itu
diterapkan di Indonesia? Tentu semua orang punya pendapat masing-masing. Mungkin
ada yang setuju dan senang apabila itu diterapkan. Mungkin juga ada yang akan
risih dan merasa terganggu apabila itu diterapkan di negeri kita. Semuanya
memiliki alasan tertentu. Dan untuk
pendapat ana pribadi, sebagai muslim, ana akan senang apabila itu diterapkan. Karena
akan membantu kita dalam menjalankan agama. Karena yang kita tau, muslim di
Indonesia ini terlalu tertindas sebagai mayoritas. Rasanya sulit bagi kami
keluar rumah tanpa syahwat terbangkit karena perempuan-perempuan yang
berpakaian ketat lagi menggoda. Sungguh miris! Ini tidak seharusnya terjadi di
negeri dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.
Tapi bila dilihat dari sisi lain.
Kemajemukan penduduk Indonesia akan sedikit berbeda dengan Arab Saudi. Memang
menyenangkan apabila syari’at ditegakkan sehingga kita dipermudah dalam menjalankan
agama. Tetapi akan lebih bijak jika kita bersabar sembari terus memperbaiki
diri. Jika kaum muslimin Indonesia sudah paham dan ta’at akan agamanya,
tentulah lama kelamaan syari’at ini akan tegak dengan sendirinya. Bermula dari
perbaikan diri seseorang akan aqidahnya, manhajnya, praktek ibadahnya, jika itu
semua benar pasti akan membuka jalan menuju tegaknya syari’at Islam. Bukan
berteriak-teriak ditengah jalan menyerukan tegaknya khilafah, sementara
tauhid masih acak-acakan dan pemahaman ilmu syar’i masih minim.
Tidaklah sesuatu bisa tegak tanpa
pondasi yang kuat. Betapapun kerasnya syari’at di serukan, tetapi pondasi
aqidah nya masih lemah, tentu agama seseorang akan runtuh. Janganlah menyibukkan diri hanya dengan menyerukan kekhalifahan, tapi ilmu agama sangatlah sedikit dikuasai. Marilah perbaiki
diri masing-masing, timba ilmu sebanyak-banyaknya. Insyaa Allah syari’at akan tegak di bumi Indonesia. Allahumma
taqobbal du’aa anaa. Aamin.
Wallahu ta’aala a’lam.
Komentar
Posting Komentar