Emansipasi Wanita dan Kesetaraan Gender

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala atas limpahan nikmatnya yang terus menerus mengalir tanpa henti kepada kita sebagai hambanya. Shalawat serta salam juga patut kita sampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang semoga shalawat itu juga tersampaikan kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi'in dan tabi'at, serta kita selaku ummatnya. Aamin ya rabbal 'aalamin.

Para pembaca yang saya cintai dan sayangi karena Allah subhanahu wa ta'ala.

Telah lama kita dengar istilah 'Emansipasi Wanita', juga 'Kesetaraan Gender', apakah ini adalah dua hal yang sama? Bisa kita tentukan di akhir kalam nanti.

Namun yang jelas,  dua hal ini adalah produk-produk pemikiran Barat. Kaum Barat mengumandangkan emansipasi terhadap kaum wanita sekeras-kerasnya. Apakah semua ini tidak bertujuan? Tentu saja ada misi tersembunyi dari ini, yaitu menghancurkan wanita muslimah diseluruh duniaTidak heran mengapa akhir-akhir ini para muslimah sering meracau yang tidak jelas tentang hal ini. Misi negara Barat berhasil. Mereka teracuni oleh pemikiran tersebut. 

Adapun hal yang para wanita tuntut berkaitan dengan hal ini adalah "Persamaan hak dengan kaum Pria." seperti hak berkarier, berpolitik, bahkan mereka menuntut agar bisa menjadi pemimpin. Astaghfirullahal'adzim.....

Padahal Islam telah mengatur kedudukan para wanita muslimah, bahkan peranan ini adalah peran paling tinggi dan paling penting, menurut penulis. Sehingga gerakan-gerakan emansipasi ini terlihat hal konyol yang malah menuntut kedudukan yang turun/lebih rendah dari sebelumnya.

1. Wanita sebagai Istri

Wanita muslimah yang sudah menikah mempunyai peran sebagai Istri. Apa tugas peranan seorang istri? Istri yang sholehah yaitu wanita hebat yang senantiasa mendukung tiap langkah yang dihadapi sang pemimpin tercinta yaitu suami. Wanita sangatlah hebat dalam tugas ini. Menjadi pendamping pemimpin, bukannya malah ingin menjadi pemimpin. Masya Allah......

2. Wanita sebagai Ibu

Setelah menikah, tak lama kemudian pangkat seorang wanita meningkat dari hanya Istri menjadi Ibu. Sudah tidak bisa dijelaskan lagi betapa pentingnya peran ini. Wanita sebagai Ibu adalah pondasi bangsa. Mereka adalah guru pertama di madrasah pertama para pembangun bangsa masa depan. Sebuah tugas yang tidak bisa dilakukan lebih baik lagi oleh laki-laki manapun di dunia ini. Masya Allah. Sungguh luar biasa kedudukan para wanita. Jabatan setinggi ini dan sepenting ini hanya para wanita lah yang paling dipercaya dalam memegang tugas ini. Tetapi kalian malah menuntut kebebasan berkarier dengan alasan ingin turut membangun bangsa ini? Justru dengan mendidik anak-anak kalian itu dapat membangun bangsa ini. Renungkan para wanita!

3. Wanita sebagai warganegara dan masyarakat.

"Lantas bagaimana yang belum menikah dan punya anak? Apa tugas kami?"

Wanita juga mempunyai peraranan dalam masyarakat dan Negara. Seperti, jika seorang muslimah mempunyai ilmu agama, maka dia berkewajiban mendakwahkan ilmunya, menyebarluaskan ilmu yang dimilikinya. Begitu juga jika dia memiliki keahlian dalam bidang tertentu, namun tetap pada batasan yang telah disyari'atkan serta tidak menggugurkan dan melalaikan 2 peran diatas. 

Penutup:

Jika kita melihat dan mengamati kedudukan yang diberikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada para wanita, sungguh betapa mulianya wanita-wanita itu. Hendaknya kita merenungkan dan mentadabburi hal-hal ini.

Jangan biarkan pemikiran kaum Barat merusak dan merombak pondasi umat Islam menjadi berantakan. Wallahu a'lam bisshawab.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membantah Argumen Pandji Pragiwaksono

Studi Terakhirku

Coretan Penulis: Toleransi dalam Perspektif Islam